BLAZER TRENDY DAN DINAMIS

Baju Trendi Perempuan

Kamis, 24 September 2009

PENYEBAB KEBANGKRUTAN bagian II PDF Cetak E-mail

*
* 1
* 2
* 3
* 4
* 5

(11 votes)
Penilaian Pengguna: / 11
BurukTerbaik

Mungkin ada dari pembaca yang menanyakan,”Kenapa tidak dituntut Pak?” Yah, menuntutpun butuh biaya pengacara, prosesnya lama, uangnya belum tentu dibayar tunai, meskipun Anda menang. Tentu saja kasus yang saya bicarakan bukan bermaksud mematahkan bisnis kontraktor. Banyak juga bisnis tipe seperti itu yang menuai keberhasilan. Hanya saja, ada persyaratan yang perlu diperhatikan oleh pemula yang akan masuk ke bisnis kontraktor. Pertama, pastikan Anda memiliki cadangan devisa atau aliran kas yang bisa membiayai operasional Anda sehari-hari sampai jangka waktu yang cukup lama, misalnya 1 tahun. Kedua, pastikan Anda memiliki sumber-sumber pembiayaan untuk mendanai proyek Anda, tanpa mengganggu periuk nasi Anda dirumah. Ketiga, alangkah lebih baiknya jika Anda memiliki pengalaman di lapangan tentang proyek-proyek terkait. Jangan hanya tergiur iming-iming profitnya semata. Ingat, sudah menjadi hukum alam, jika bisnis dengan margin besar, resiko juga pasti besar. Jika ada bisnis bermargin besar - resiko kecil, pasti banyak orang akan mengikuti jejak Anda dan marginnyapun akan jatuh kemudian. Masuk akal? Contohnya warung makan, biasanya mengambil keuntungan 100% lebih dari harga bahan baku. Mengapa? Karena resiko basi jika tidak laku!

Rumput Tetanga Kelihatan Lebih Hijau
Penyebab lain dari kebangkrutan pengusaha pemula adalah kehilangan fokus. Pada saat mereka masih berstatus sebagai karyawan, mereka nyaris tidak mengetahui apa itu peluang usaha. Namun setelah mereka terjun ke dunia usaha, ternyata lain dari apa yang mereka pernah perkirakan. Bukan hanya mereka yang bangkrut yang bermasalah, yang berhasil mengeruk keuntunganpun terkena penyakit. Namanya penyakit ‘latah’. Ya, benar, penyakit ‘latah’. Karena dia merasa berhasil dalam bisnisnya, ia pikir tangannya seperti serigala midas. Apalagi melihat rumput tetangga yang lebih hijau, melihat istri tetangga yang lebih cantik (padahal pembantunya), ehh nggak tahan godaan untuk ‘polibisnis’. “Keuntungannya gede lho!” katanya dengan nafsu. Masih ingat hukum keuntungan vs resiko? Yah benar, resikonya gede juga. Tapi bukan disitu masalahnya. Masalahnya timbul saat dia asyik menghabiskan waktu bercengrama dengan bisnis barunya. Pada saat ia meninggalkan bisnis lamanya yang baru seusia jagung dan tanpa tim yang solid untuk menjaganya, itulah pangkal kehancurannya. Tidak berhenti sampai disitu, saat bisnis keduanya mulai menurun dan membuat kerugian, keuntungan yang di bisnis barupun tergerogoti. Jika tidak bisa mengambil tindakan yang tegas dan tepat, bisnis keduanya juga akan terseret hancur dan meninggalkan hutang setumpuk.
Lha terus bagaimana cara berbisnis yang aman dari kebangkrutan? Kebangkrutan adalah suatu konsekuensi dalam bisnis, namun kita bisa menghindari jika tahu ilmunya. Pertama, jika Anda tidak memiliki cadangan devisa yang besar, apalagi mendapat bodal bisnis dari berhutang, pilihlah bisnis yang menghasilkan cashflow harian dan tidak memerlukan edukasi pasar yang lama. Meskipun marginnya tipis, jika volumenya besar, besar pula profitnya. Misalnya Anda hanya memiliki modal 10 juta rupiah, bagaimana bisa mendapatkan keuntungan yang besar dengan resiko yang kecil? Bandingkan bisnis menjual sayur di pasar dengan margin 5%, tapi pembayaran tunai. Dengan modal 10 juta rupiah (anggap terpakai semua tiap hari), Anda bisa menghasilkan keuntungan 500 ribu perhari. Jika dikali 30 hari, menghasilkan keuntungan 15 juta rupiah. Artinya, untung 150 % dari modal Anda (10 juta). Jika Anda berbisnis yang dibayar mundur 30 hari, meskipun margin Anda 50%, keuntungan Anda hanya 5 juta rupiah. Kedua, setelah cashflow harian lancar, baru carilah orderan tambahan yang menghasilkan income bulanan atau proyek. Ketiga, jangan mudah tergiur untuk diversifikasi usaha terlalu cepat, karena akan memecah fokus Anda. Percayalah, semua bisnis adalah bisnis penanaman. Artinya, semuanya butuh waktu untuk bertumbuh. Dan dibutuhkan keseriusan dalam pengelolaan untuk menghasilkan buah yang unggul.

“Rumput tetangga kelihatan lebih hijau, padahal imitasi. Istri tetangga kelihatan lebih cantik, padahal itu pembantunya. Bisnis tetangga kelihatan lebih untung, padahal sedang rugi. STAY FOCUS!”

FIGHT!

Jaya Setiabudi
Direktur Young Entrepreneur Academy
Founder Entrepreneur Association

Tidak ada komentar:

Posting Komentar