BLAZER TRENDY DAN DINAMIS

Baju Trendi Perempuan

Kamis, 24 September 2009

MENGGAIT CUSTOMER PDF Cetak E-mail

*
* 1
* 2
* 3
* 4
* 5

(8 votes)
Penilaian Pengguna: / 8
BurukTerbaik
ImageOrang bilang, bisnis itu ujung-ujungnya DUIT alias PROFIT, betul? Tolak ukurnya bisa dilihat di Laporan Laba Rugi. Rumus dari penentuan laba/rugi adalah:
Profit = Omset – Harga Pokok – Biaya Operasional – Tax




Sehingga banyak orang terjerembab mengotak-atik biaya operasional dengan berbagai macam efisiensi, demi mendongkrak profit. Tidak Salah! Tapi tak selalu benar. Banyak sekali faktornya. Nah, mari kita menengok dari unsur terdepan dari rumus itu, yaitu.... OMSET.

Jika diurut-urut, omset juga punya rumusnya, yaitu:

OMSET = Jumlah Pelanggan x jumlah transaksi x rata-rata harga jual

Sekarang kita mulai dari ujung awal rumus omset tersebut, yaitu Jumlah Pelanggan. Bagaimana cara mendapatkan pelanggan? Ternyata masih ada rumusnya, he he, bukan ngerjain lho, namun agar lebih memudahkan Anda memahami.

Nih, rumus yang terakhir:
Jumlah Pelanggan = Jumlah Prospek x Nilai Konversi

Yuk sekarang kita bedah dan bagaimana mendapatkan customer yang banyak.
Jumlah Prospek

Pernahkan Anda mengiklankan produk/jasa perusahaan Anda, namun tidak ada atau sedikit yang menelepon untuk menanyakan? Jika ya, berarti iklan tersebut belum efektif. Faktornya bisa banyak hal, antara lain, desainnya yang kurang “eye catching” atau kata-kata headlinenya yang tidak membuat orang tergerak untuk menelepon atau datang. Cara mengukurnya cukup dengan mencatat berapa jumlah prospek customer yang berhasil didapatkan dari pengaruh iklan tersebut. Selain dari iklan, brosur, spanduk, milis atau atribut promosi lainnya, prospek juga bisa didapatkan dari database, misalnya daftar alumni, asosiasi, dan daftar-daftar lainnya.

Keberhasilan Anda memperbesar jumlah prospek, akan menjadi titik terdepan dari perolehan profit kelak. Tips untuk menambah jumlah prospek, pertama gunakan HEAD LINE yang menarik dari iklan Anda. Pandang dari sudut pandang si pembaca, bukan dari sudut pandang Anda. Apa yang membuat mereka tertarik ? Misalnya dengan menggunakan kata-kata : GRATIS, DISKON, DIJAMIN, ANDA, atau bahkan kata JANGAN ! Kedua, tampilkan BENEFIT, sebagai solusi dari permasalahan yang pembaca hadapi, bukannya spesifikasi produk yang bersifat teknis. Ketiga, beri kemudahan atau iming-iming, untuk setidaknya mengkontak Anda, misal dengan kata,”Gratis konsultasi, untuk 10 penelepon pertama...”. Menjaring prospek tidak harus langsung menuju ke produk yang akan dijual, bisa jadi dengan mengadakan suatu event yang mampu membuat mereka berkumpul.

MENGUBAH PROSPEK MENJADI CUSTOMER

Jika ada 100 orang prospek, namun hanya 1 orang saja yang menjadi pelanggan, artinya, nilai konversi Anda adalah 1%. Ada beberapa faktor yang menyebabkan prospek bersedia "switch" menjadi customer. Pertama, karena harga terjangkau. Nah, penerapan di produk Anda, jika harga menjadi hambatan untuk mencoba, kecilkan "timbangan"nya, sehingga dapat menurunkan harga jualnya. Setelah mereka merasa "suka" dengan produk Anda, baru tawarkan size yg besar untuk repeat order. Jika harga tidak dapat diturunkan, maka perbesarlah Value yang ditawarkan. Ingat, pembeli akan puas jika:

VALUE > PRICE

Value bisa berupa benefit (quality) ataupun jumlah (quantity). Namun jangan over promised, karena akan jadi boomerang untuk Anda sendiri. Kedua, kemudahan untuk mendapatkan produk atau "availability". Jika jalur distribusi produk Anda belum merata, pastikan beri kemudahan bagi customer dengan melakukan delivery order. Bukankah customer pengin dimanjakan sebagai raja? Bisa jadi, sebenarnya prospek tertarik untuk membeli produk Anda, namun gara-gara kejauhan, “nggak jadi ah, malas!”. Ketiga, gunakan special offer, termasuk kemudahan pembayaran, seperti cicilan, untuk produk yang berharga tinggi. Bisa juga dengan penawaran diskon, yang membuat orang tergiur untuk membeli. Psikologi penjualan telah membuktikan bahwa orang lebih tergiur untuk membeli dengan harga diskon, dibanding harga pas, meskipun harga jadinya sama. Keempat, display/kemasan yang menarik, menaikkan minat orang untuk membeli. Breadtalk bukanlah roti paling enak, namun membuat orang yang lewat jadi "ngiler" untuk mencoba. Ingat, pembeli semakin bersifat emosional? Bukan hanya produk (content) aja yang dijual, tapi "kemasan" (context) juga sangat mempengaruhi pembeli.

Kelima, yang terpenting,
PELAYANAN!

83% orang penjualan closed, karena pembeli menyukai penjualnya, bukan produknya. Pilihlah orang yang memiliki jiwa pelayanan yang tinggi, sekaligus punya kemampuan untuk menjual. Jika hanya berbekal jiwa pelayanan, produknya tidak laku-laku. Sangat perlu diajarkan "teknik closing". Penjual yang baik, bukannya orang yang pandai "nrocos" (banyak bicara), melainkan pandai membuat "pertanyaan" yang mengarahkan ke penjualan. Untuk itu, diperlukan training penjualan. Sedikit investasi Anda dalam training, asalkan bisa mendongkrak nilai konversi, lebih baik daripada membayar kerugian operasional karena kurangnya order.

Perlu diperhatikan, bahwa pembeli memiliki sensitivitas indera yang berlainan. Jika dia tipe penglihatan, artinya dia akan membeli barang yang memuaskan penglihatannya. Demikan juga dengan tipe pendengaran dan perabaan. Pemilihan kata-kata saat menawarkan ke prospek, intonasi serta bahasa tubuh yang tepat, akan memperbesar prosentase nilai konversi. Jadi, Training, training, training!

Setelah Anda memperhatikan masing-masing “pos” untuk mendongkrak nilai konversi, jangan lupa mengamati hasilnya. Caranya, catat perkembangannya secara berkala, sebelum dan sesudah Anda menerapkan strategy diatas. Ingat, “Segala sesuatu ada ILMUNYA”.

FIGHT! J

Jaya Setiabudi
Director Y.E.A
Coach Entrepreneur Camp
Pendiri Entrepreneur Association
Email : masj@fone-mail.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
Hp : 0819 818 919

Tidak ada komentar:

Posting Komentar