BLAZER TRENDY DAN DINAMIS

Baju Trendi Perempuan

Senin, 24 Agustus 2009

- Prosedur Laundry

9 Apr

- Prosedur Laundry

Author: admin

laundry Chemicals Indonesia

Prosedur Laundry

Prosedur Laundry Yang Benar

A. PENYORTIRAN / PEMISAHAN PAKAIAN,KAIN (LINEN) KOTOR

Linen disortir dengan tiga katagori umum:

1. Tingkat Kotoran ( Jenis)
Linen dengan tingkat kotoran yang tinggi harus dipisahkan karena memerlukan proses khusus yang panjang agar mendapatkan hasil yang optimal. Linen dengan kotoran ringan dan sedang hanya diproses dengan formula singkat
Sebagai contoh umumnya dihotel bed sheet dianggap kotoran ringan sementara pillow cases dan towel masuk katagori kotoran sedang.
Tanpa penyortiran yang baik (berdasarkan kotoran) persiapan formula pencucian akan tidak beraturan, dengan kata lain cucian dengan tingkat kotoran ringan atau sedang akan tercuci memakai formula cucian kotoran berat. Hal ini akan sangat merugikan biaya laundry secara keseluruhan dan cepat merusak kain.

2. Jenis Kain ( Serat dan warna)
Penyortiran berdasarkan jenis kain penting karena ada beberapa jenis kain yang sensitif, umumnya wool dan silk. Pencucian dengan detergen rendah dan suhu rendah akan membantu jenis kain ini awet. Dan tingkat air yang tinggi selama pencucian juga mampu menhindarkan kerusakan kain jenis ini.
Tenunan: jenis kain tenun memerlukan tingkat air yang tinggi untuk menghindari kerusakan kain jenis ini. Non alkali dan detergent yang rendah juga suhu rendah juga direkomendasikan untuk jenis ini.
Warna: Linen yang berwarna sebaiknya dipisahkan untuk menghindari kelunturan. Kecuali Linen untuk restauran karena menggunakan pemutih untuk menghilangkan noda. Sementara linen dengan multicolor (bercorak) harus dicuci dengan detergen dan suhu rendah.

3. Proses (Sesuai alat yang digunakan)

Untuk efisiensi penyortiran berdasarkan pengeringan perlu dilakukan, seperti contoh umumnya towel / handuk dikeringkan dengan drying tumbler sedangakan bed sheet dan pillow cases serta table linen (napkin & table cloth) dikeringkan dengan pressing / flatwork ironer. Berdasarkan itu semua pengelompokan harus dilakukan sehingga mendapatkan hasil yang optimal dengan tingkat efisien yang tinggi. Begitupun untuk uniform / seragam.

B. PENCUCIAN
Laundry komersil umumnya memiliki mesin berkapasitas besar dengan beragam jenis program, tetapi pada dasarnya cara kerja mesin sama yang mengacu pada tahapan proses pencucian. Tahapan tahapan tersebut antara lain:

1. Flush (Pembasahan)
Satu atau lebih pembasahan diperlukan untuk menghilangkan kotoran yang larut pada air dan membantu penyerapan chemical secara cepat keserat benang pada saat proses penyabunan berlangsung. Pembasahan umumnya memakai level air tinggi dengan kisaran waktu 2-3 menit.
Fungsi lain dari pembasahan adalah menyesuaikan suhu sebelum proses penyabunan yang umumnya memakai suhu tinggi.

2. Washing (Penyabunan)
Tahap inl adalah tahap pencucian yang sebenarnya, tahap ini umumnya memakai deterjen powder(bubuk)/liquid (cair) dengan suhu tinggi dan berkisar 8 – 15 menit.

3. Carryover Suds atau bisa disebut juga sebagai pembilasan awal
Step ini biasanya digunakan untuk menurunkan suhu dan kadar detergent sebelum memasuki proses penghilangan noda. Umumnya menggunakan level air tinggi dan 2-5 menit.

4. Bleaching
Proses ini untuk menghilangkan noda, umumnya menggunakan chemical bersifat chlorine ( alkalite, detergent oxy bleach ) dengan suhu antara 60 – 65 C dengan waktu 8 – 10 menit.Untuk noda karat campurkan sour, untuk noda berminyak/oli campurkan emulsifier

5. Rinse (Pembilasan) – dua atau tiga kali
Tahapan ini untuk mengurangi kadar chemical dan menurunkan suhu, 2-3 menit dengan level air yang tinggi.

6. Soft (Final Rinse)
Langkah ini adalah untuk perawatan linen dengan cara mendapatkan kadar pH yang sesuai dengan kulit manusia dan ditambahkan Softener untuk penampilan dan rasa nyaman terhadap linen. Umumnya memakai air hangat atau dingin dengan level air menegah dan 3-5 menit.

7. Extract (Pemerasan)
Tahap ini untuk mengurangi kadar air dilinen sebelum keproses pengeringan. Umumnya membutuhkan waktu antara 2 - 12 menit tergantung jenis dan ketebalan kain.

Ada beberapa langkah tambahan sekalipun jarang dipakai seperti:

1. Break (prewash)
Pre wash (pencucian awal digunakan untuk cucian dengan tingkat kotoran lebih berat yang cenderung berminyak. Tahap ini biasanya menggunakan suhu hangat 50 – 55C dengan memakai alkalite, emulsifier dan deterjen dicampurkan (disarankan deterjen oxy bleach). Waktu yang biasa digunakan adalah 6 – 8 menit.

2. Intermediate Extract
Digunakan untuk mempercepat penurunan kadar chemical sehingga tidak membutuhkan pembilasan terlalu banyak. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai suhu, jangan sampai ini membuat pengerutan dikain karena penurunan suhu terlalu cepat.

3. Starch/Sizing (Pengkanjian) tidak perlu jika menggunakan pelicin pada saat setrika/pelipatan
Langkah ini adalah untuk menambahkan suatu Starchener untuk membantu mengeraskan kain agar mudah dibentuk dan licin sehinggan memudahkan dalam penyetrikaan. Umumnya tahap ini memnggunakan level air yang lebih rendah, dengan suhu memengah.
Kain yang biasa dikanji adalah napkin, table cloth dan uniform.

C. DRYING (Pengeringan)
Setelah linen dicuci lalu menuju ketahap berikutnya adalah pengeringan. Semua linen yang keluar dari proses pencucian harus dikeringkan sesuai dengan masing masing jenis pengeringan; tumbling, ironing dan pressing.
Tumbler: diperuntukkan lebih untuk mengeringkan towel / handuk. Alat ini beragam jenis dan kapasitasnya. Sumber pemanasnyapun beragam dari uap panas (steam) gas (api) atau listik heater. Bagian terpenting adalah filternya harus terjaga dari kotoran “lint” atau debu agar proses pemanasanya tetap optimal.
Tumbler yang menggunakan sumber panas dari api (LPG) harus lebih waspada karena resiko lebih besar, jika api tidak terjaga bahkan membuat linen abu abu.

D. FOLDING (Pelipatan linen bersih)

Setelah proses pengeringan maka dilanjut proses pelipatan, umumnya laundry kecil dilakukan secara manual.Dengan menyemprotkan Pelicin (mengandung pewangi).
Mesin pelipat otomatis juga trsedia untuk sprei dan handuk baik sekala kecil sampai besar. Keuntungnya adalah mampu mengurangi tenaga kerja sehinggan menekan biaya operasional.
Sementara pelipatan secara manual biasanya mendapatkan kualitas lipatan lebih baik dan mampu menyeleksi hasil cucian yang lebih baik karena secara detail noda yang masih tertinggal bisa segera dipisahkan.

E. STORING (Penyimpanan)

Setelah linen semua terlipat, sebelum sebagian disimpan digudang dan sebagian dipakai langsung, bisa dengan menyemprotkan Parfum Khusus Laundry untuk menjaga keharuman pakaian.Evaluasi hasil cucian bisa dilakukan ditahapan ini, tetapi perlu hati hati karena penataan sinar lampu diruangan penyimpanan terkadang kurang bagus sehingga hasil cucian terlihat kurang bagus.
Gudang penyimpanan sebaiknya jangan tercampur dengan linen kotor karena bisa cross kontaminasi, dengan membersihkan secara rutin digudang penyimpanan dan memperhatikan sirkulasi udara sangatlah membantu untuk memdapatkan hasil yang maksimal.

F. PENGGUNAAN LINEN BERSIH

Penggunaan linen bersih sebaiknya terhindar dari penyalagunaan. Bed sheet untuk ditempat tidur, handuk juga ditempatkan dengan benar, table linen juga digunakan direstaurant dll.
Penyalagunaan linen hanya akan menimbulkan berkurangnya stok sehingga biaya akan bertambah banyak.
Dengan program pelatihan untuk penanganan linen yang benar bisa membantu mengurangi masalah penyalahgunaan linen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar